Kamis, 29 Oktober 2009

Sejarah

Suku Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku suku Deutero-Melayu, atau Melayu muda. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata 'Bugis' berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan "ugi" merujuk pada raja pertama kerajaan Tiongkok (bukan negara Tiongkok, tapi yang terdapat di jazirah Sulawesi Selatan tepatnya Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo saat ini) yaitu La Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang/pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayahanda dari Sawerigading. Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar didunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio. Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di ware) adalah kisah yang tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis. Kisah Sawerigading juga dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk Banggai, Kaili, Gorontalo dan beberapa tradisi lain di Sulawesi seperti Buton. Daerah SATUI (SUNGAI DANAU).PADA ABAD KE 16 SAUDAGAR WAJO (SENGKANG) BERNAMA Datu LA LERANG.La MaLonge,H.m. Taher.H.M.ROSEHAN NB.
Perkembangan

Dalam perkembangannya, komunitas ini berkembang dan membentuk beberapa kerajaan lain. Masyarakat Bugis ini kemudian mengembangkan kebudayaan, bahasa, aksara, pemerintahan mereka sendiri. Beberapa kerajaan Bugis klasik dan besar antara lain Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Suppa dan sawitto (Kabupaten Pinrang), Sidenreng dan Rappang. Meski tersebar dan membentuk etnik Bugis, tapi proses pernikahan menyebabkan adanya pertalian darah dengan Makassar dan Mandar. Saat ini orang Bugis tersebar dalam beberapa Kabupaten yaitu Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Sidrap, Pinrang, Sinjai, Barru. Daerah peralihan antara Bugis dengan Makassar adalah Bulukumba, sinjai, Maros, Pangkajene Kepulauan. Daerah peralihan Bugis dengan Mandar adalah Kabupaten Polmas dan Pinrang.
Mata Pencaharian

Karena masyarakat Bugis tersebar di dataran rendah yang subur dan pesisir, maka kebanyakan dari masyarakat Bugis hidup sebagai petani dan nelayan. Mata pencaharian lain yang diminati orang Bugis adalah pedagang. Selain itu masyarakat Bugis juga mengisi birokrasi pemerintahan dan menekuni bidang pendidikan.
[sunting] Hubungan Aspek Sejarah dengan Perantauan

Konflik antara kerajaan Bugis dan Makassar serta konflik sesama kerajaan Bugis pada abad 16, 17, 18 dan 19, menyebabkan tidak tenangnya daerah Sulawesi Selatan. Hal ini menyebabkan banyaknya orang Bugis bermigrasi terutama di daerah pesisir. Komunitas Bugis hampir selalu dapat ditemui didaerah pesisir di nusantara bahkan sampai ke Malaysia, Filipina, Brunei dan Thailand. Budaya perantau yang dimiliki orang Bugis didorong oleh keinginan akan kemerdekaan. Kebahagiaan dalam tradisi Bugis hanya dapat diraih melalui kemerdekaan.(Rahmat Munawar)

Kepiawaian suku Bugis-Makasar dalam mengarungi samudra cukup dikenal luas, dan wilayah perantauan mereka pun hingga Australia, Madagaskar dan Afrika Selatan. Bahkan, di pinggiran kota Cape Town, Afrika Selatan terdapat sebuah suburb atau setingkat Kecamatan, yang bernama Maccassar, sebagai tanda tangan penduduk setempat mengingat tanah asal nenek moyang mereka[rujukan?].
[sunting] Suku Bugis di Kalimantan Selatan

Pada abad ke-17 datanglah seorang pemimpin suku Bugis menghadap Raja Banjar yang berkedudukan di Kayu Tangi (Martapura) untuk diijinkan mendirikan pemukiman di Pagatan, Tanah Bumbu. Raja Banjar memberikan gelar Kapitan Laut Pulo kepadanya yang kemudian menjadi raja Pagatan. Upacara adat suku Bugis di daerah ini antara lain :

* Mappanretasi (memberi makan laut) di Desa Pagatan, kecamatan Kusan Hilir, Tanah Bumbu
* Maccera'tasi di desa Sarang Tiung

Sebagian besar suku Bugis tinggal di daerah pesisir timur Kalimantan Selatan yaitu Tanah Bumbu dan Kota Baru.

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), populasi suku Bugis di Kalimantan Selatan berjumlah 73.037 jiwa, yang terdistribusi pada beberapa kabupaten dan kota, yaitu :

* 3.066 jiwa di kabupaten Tanah Laut
* 64.093 jiwa di kabupaten Kota Baru (termasuk Tanah Bumbu)
* 828 jiwa di kabupaten Banjar
* 211 jiwa di kabupaten Barito Kuala
* 106 jiwa di kabupaten Tapin
* 68 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Selatan
* 169 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Tengah
* 172 jiwa di kabupaten Hulu Sungai Utara (termasuk Balangan)
* 516 jiwa di kabupaten Tabalong
* 2.861 jiwa di kota Banjarmasin
* 947 jiwa di kota Banjarbaru
Seni

Orang Jawa terkenal dengan budaya seninya yang terutama dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha, yaitu pementasan wayang. Repertoar cerita wayang atau lakon sebagian besar berdasarkan wiracarita Ramayana dan Mahabharata. Tetapi pengaruh Islam dan Dunia Barat ada pula.
[sunting] Stereotipe orang Jawa

Orang Jawa memiliki stereotipe sebagai sukubangsa yang sopan dan halus.[1] Tetapi mereka juga terkenal sebagai sukubangsa yang tertutup dan tidak mau terus terang. Sifat ini konon berdasarkan watak orang Jawa yang ingin menjaga harmoni atau keserasian dan menghindari konflik, karena itulah mereka cenderung untuk diam dan tidak membantah apabila terjadi perbedaan pendapat.
Orang Jawa sebagian besar secara nominal menganut agama Islam. Tetapi yang menganut agama Protestan dan Katholik juga banyak. Mereka juga terdapat di daerah pedesaan. Penganut agama Buddha dan Hindu juga ditemukan pula di antara masyarakat Jawa. Ada pula agama kepercayaan suku Jawa yang disebut sebagai agama Kejawen. Kepercayaan ini terutama berdasarkan kepercayaan animisme dengan pengaruh Hindu-Buddha yang kuat. Masyarakat Jawa terkenal akan sifat sinkretisme kepercayaannya. Semua budaya luar diserap dan ditafsirkan menurut nilai-nilai Jawa sehingga kepercayaan seseorang kadangkala menjadi kabur.
[sunting] Profesi

Di Indonesia, orang Jawa bisa ditemukan dalam segala bidang, terutama sebagai Pegawai Negeri Sipil dan Militer. Orang Jawa tidak menonjol dalam bidang Bisnis dan Industri. Orang Jawa juga banyak yang bekerja sebagai buruh kasar dan tenaga kerja Indonesia sebagai pembantu rumah tangga dan buruh di hutan-hutan di luar negeri yang mencapai hampir 6 juta orang.
[sunting] Stratifikasi Sosial

Masyarakat Jawa juga terkenal akan pembagian golongan-golongan sosialnya. Pakar antropologi Amerika yang ternama, Clifford Geertz, pada tahun 1960-an membagi masyarakat Jawa menjadi tiga kelompok: kaum santri, abangan dan priyayi. Menurutnya kaum santri adalah penganut agama Islam yang taat, kaum abangan adalah penganut Islam secara nominal atau penganut Kejawen, sedangkan kaum Priyayi adalah kaum bangsawan. Tetapi dewasa ini pendapat Geertz banyak ditentang karena ia mencampur golongan sosial dengan golongan kepercayaan. Kategorisasi sosial ini juga sulit diterapkan dalam menggolongkan orang-orang luar, misalkan orang Indonesia lainnya dan suku bangsa non-pribumi seperti orang keturunan Arab, Tionghoa, dan India.
Bahasa

Suku bangsa Jawa sebagian besar menggunakan bahasa Jawa dalam bertutur sehari-hari. Dalam sebuah survei yang diadakan majalah Tempo pada awal dasawarsa 1990-an, kurang lebih hanya 12% orang Jawa yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa mereka sehari-hari, sekitar 18% menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia secara campur, dan selebihnya hanya menggunakan bahasa Jawa saja.

Bahasa Jawa memiliki aturan perbedaan kosa kata dan intonasi berdasarkan hubungan antara pembicara dan lawan bicara, yang dikenal dengan unggah-ungguh. Aspek kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa, dan membuat orang Jawa biasanya sangat sadar akan status sosialnya di masyarakat.
Suku bangsa Jawa, adalah suku bangsa terbesar di Indonesia. Jumlahnya mungkin ada sekitar 90 juta. Mereka berasal dari pulau Jawa dan terutama ditemukan di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tetapi di provinsi Jawa Barat banyak ditemukan Suku Jawa, terutama di Kabupaten Indramayu dan Cirebon yang mayoritas masyarakatnya merupakan orang-orang Jawa yang berbahasa dan berbudaya Jawa. Di Lampung, Banten, Jakarta, dan Sumatera Utara populasi mereka juga cukup banyak. Suku Jawa juga memiliki sub-suku, seperti Osing dan Tengger.
Suku Alas
Suku Alas merupakan salah satu suku yang bermukim di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh (yang juga lazim disebut Tanah Alas). Kata “alas” dalam bahasa Alas berarti “tikar”. Hal ini ada kaitannya dengan keadaan daerah itu yang membentang datar seperti tikar di sela-sela Bukit Barisan. Daerah Tanah Alas dilalui banyak sungai, salah satu diantaranya adalah Lawe Alas( Sungai Alas). Bahasa Alas mirip dengan bahasa Batak (Karo, Tapanuli, dan Pakpak)
Suku Kubu
Suku Kubu atau juga dikenal dengan Suku Anak Dalam atau Orang Rimba adalah salah satu suku bangsa minoritas yang hidup di Pulau Sumatra, tepatnya di Provinsi Jambi dan Sumatra Selatan. Mereka mayoritas hidup di propinsi Jambi, dengan perkiraan jumlah populasi sekitar 200.000 orang. Menurut tradisi lisan suku Anak Dalam merupakan orang Maalau Sesat, yang m lari ke hutan rimba di sekitar Air Hitam, Taman Nasional Bukit Duapuluh. Mereka kemudian dinamakan Moyang Segayo. Tradisi lain
Suku Aneuk Jamee
Suku Aneuk Jamee adalah sebuah suku yang tersebar di sepanjang pesisir barat Nanggroe Aceh Darussalam. Dari segi bahasa, mereka diperkirakan masih merupakan dialek dari bahasa Minangkabau dan menurut cerita, mereka memang berasal dari Ranah Minang. Orang Aceh menyebut mereka sebagai Aneuk Jamee yang berarti tamu atau pendatang. Umumnya mereka berkonsentrasi di Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Nagan Raya dan sebagian kecil di sekitar Meulaboh,Aceh Barat. Namun sebagian besar
Suku Arab-Indonesia
Suku Arab-Indonesia adalah penduduk Indonesia yang memiliki keturunan etnis Arab dan etnis pribumi Indonesia. Pada mulanya mereka umumnya tinggal di perkampungan Arab yang tersebar di berbagai kota di Indonesia — misalnya di Jakarta (Pekojan), Bogor (Empang), Surakarta (Pasar Kliwon), Surabaya (Ampel), Gresik (Gapura), Malang (Jagalan), Cirebon (Kauman), Mojokerto (Kauman), Yogyakarta (Kauman) dan Probolinggo (Diponegoro),dan Bondowoso — serta masih banyak lagi yang tersebar
Suku Asmat
Suku Asmat adalah sebuah suku di Papua. Suku Asmat dikenal dengan hasil ukiran kayunya yang unik. Populasi suku Asmat terbagi dua yaitu mereka yang tinggal di pesisir pantai dan mereka yang tinggal di bagian pedalaman. Kedua populasi ini saling berbeda satu sama lain dalam hal dialek, cara hidup, struktur sosial dan ritual. Populasi pesisir pantai selanjutnya terbagi ke dalam dua bagian yaitu suku Bisman yang berada di antara sungai Sinesty dan sungai Nin serta suku Simai.
Suku Bali
Suku Bali adalah sukubangsa yang mendiami pulau Bali, menggunakan bahasa Bali dan mengikuti budaya Bali. Sebagian besar suku Bali beragama Hindu, kurang lebih 90%. Sedangkan sisanya beragama Buddha, Islam dan Kristen. Ada kurang lebih 5 juta orang Bali. Sebagian besar mereka tinggal di pulau Bali, namun mereka juga tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah populasi kurang lebih 5 juta. Kawasan dengan jumlah penduduk yang signifikan Bali: 3,5 juta. Lombok: 500.000. Bahasa bahasa Bali,
Suku Baduy
Orang Kanekes atau orang Baduy adalah suatu kelompok masyarakat adat Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Sebutan “Baduy” merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan Badawi atau Bedouin Arab yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden). Kemungkinan lain adalah karena adanya Sungai Baduy dan Gunung Baduy yang ada di bagian utara
Suku Banjar
Sukubangsa Banjar adalah suku bangsa yang menempati sebagian besar wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur dan sebagian Kalimantan Tengah terutama kawasan dataran dan bagian hilir dari Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah tersebut. Suku bangsa Banjar berasal dari daerah Banjar yaitu wilayah inti dari Kesultanan Banjar meliputi DAS Barito bagian hilir, DAS Bahan (Negara), DAS Martapura dan DAS Tabanio. Kesultanan Banjar sebelumnya meliputi wilayah provinsi Kalima [...]



Suku Batak
Batak adalah nama sebuah sukubangsa di Indonesia. Suku ini kebanyakan bermukim di Sumatra Utara. Mayoritas orang Batak beragama Kristen dan sebagian lagi beragama Islam. Tetapi dan ada pula yang menganut agama Malim (pengikutnya bisasa disebut dengan Parmalim ) dan juga penganut kepercayaan animisme (disebut Pelebegu atau Parbegu). Nama kumpulan Suku Batak terdiri dari beberapa sub suku yang berdiam di wilayah Sumatera Utara, khususnya Tapanuli. Sub suku Batak adalah: Suku Batak Si



Suku Bajau
Suku Bajau adalah suku bangsa yang tanah asalnya Kepulauan Sulu, Filipina Selatan. Suku ini merupakan suku nomaden yang hidup di atas laut, sehingga disebut gipsi laut. Suku Bajau menggunakan bahasa Sama-Bajau. Suku Bajau sejak ratusan tahun yang lalu sudah menyebar ke negeri Sabah dan berbagai wilayah Indonesia. Suku Bajau juga merupakan anak negeri di Sabah. Suku Bajau menempati pesisir Kalimantan Timur, lebih dahulu daripada kedatangan suku Bugis. Wilayah yang terdapat suku Bajau,
E

* Suku Eropa-Indonesia (orang Indo atau peranakan Eropa-Indonesia)

[sunting] F

* Suku Flores di NTT: Flores Timur

[sunting] G

* Suku Gayo di Aceh: Gayo Lues Aceh Tengah Bener Meriah
* Suku Gorontalo di Gorontalo: Kota Gorontalo
* Suku Gumai di Sumatera Selatan: Lahat
* Suku Komering di Sumatera Selatan: Baturaja
* Suku Semendo di Sumatera Selatan: Muara Enim
* Suku Lintang di Sumatera Selatan: Lahat

[sunting] I

* Suku India-Indonesia

[sunting] J

* Suku Banten di Banten
* Suku Cirebon di Jawa Barat: Kota Cirebon
* Suku Jawa di Jawa Tengah, Jawa Timur
o Suku Tengger di Jawa Timur
o Suku Osing di Jawa Timur: Banyuwangi
o Orang Samin di Jawa Tengah: Purwodadi
* Suku Jambi di Jambi: Kota Jambi

[sunting] K

* Suku Kaili di Sulawesi Tengah: Kota Palu
* Suku Kaur di Bengkulu: Kabupaten Kaur
* Suku Kayu Agung di Sumatera Selatan
* Suku Kerinci di Jambi: Kabupaten Kerinci
* Suku Komering di Sumatera Selatan: Kabupaten Ogan Komering Ilir
* Suku Konjo Pegunungan, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan
* Suku Konjo Pesisir, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan
* Suku Kubu di Jambi dan Sumatera Selatan
* Suku Kulawi di Sulawesi Tengah
* Suku Kutai di Kalimantan Timur: Kutai Kartanegara
* Suku Kluet di Aceh: Aceh Selatan
* Suku Krui di Lampung

[sunting] L

* Suku Laut, Kepulauan Riau
* Suku Lampung di Lampung
* Suku Lematang di Sumatera Selatan
* Suku Lembak, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu
* Suku Lintang, Sumatera Selatan
* Suku Lom, Bangka Belitung
* Suku Lore, Sulawesi Tengah
* Suku Lubu, daerah perbatasan antara Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Sumatera Barat
* Suku Karo Sumatera Utara

[sunting] M

* Suku Madura di Jawa Timur
* Suku Makassar di Sulawesi Selatan: Kota Makassar
* Suku Mamasa (Toraja Barat) di Sulawesi Barat: Kabupaten Mamasa
* Suku Mandar Sulawesi Barat: Polewali Mandar
* Suku Melayu
o Suku Melayu Riau di Riau
o Suku Melayu Tamiang di Aceh: Aceh Tamiang
* Suku Mentawai di Sumatera Barat: Kabupaten Kepulauan Mentawai
* Suku Minahasa di Sulawesi Utara: Kabupaten Minahasa terdiri 9 subetnik :
o Suku Babontehu
o Suku Bantik
o Suku Pasan Ratahan
o Suku Ponosakan
o Suku Tonsea
o Suku Tontemboan
o Suku Toulour
o Suku Tonsawang
o Suku Tombulu
* Suku Minangkabau, Sumatera Barat
* Suku Mori, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah
* Suku Muko-Muko di Bengkulu: Kabupaten Mukomuko
* Suku Muna di Sulawesi Tenggara: Kabupaten Muna

[sunting] N

* Suku Nias di Sumatera Utara: Kabupaten Nias, Nias Selatan

[sunting] O

* Suku Osing di Banyuwangi Jawa Timur

* Suku Ogan di Sumatera Selatan

[sunting] P

* Suku Papua/Irian
o Suku Asmat di Kabupaten Asmat
o Suku Biak di Kabupaten Biak Numfor
o Suku Dani, Lembah Baliem, Papua
o Suku Ekagi, daerah Paniai, Abepura, Papua
o Suku Amungme di Mimika
o Suku Bauzi, Mamberamo hilir, Papua utara
o Suku Arfak di Manokwari
o Suku Kamoro di Mimika
* Suku Palembang di Sumatera Selatan: Kota Palembang
* Suku Pamona di Sulawesi Tengah: Kabupaten Poso
* Suku Pasemah di Sumatera Selatan
* Suku Pesisi di Sumatera Utara: Tapanuli Tengah
* Suku Pasir di Kalimantan Timur: Kabupaten Pasir

[sunting] R

* Suku Rawa, Rokan Hilir, Riau
* Suku Rejang di Bengkulu: Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Lebong, dan Kabupaten Rejang Lebong
* Suku Rote di NTT: Kabupaten Rote Ndao

[sunting] S

* Suku Saluan di Sulawesi Tengah
* Suku Sambas (Melayu Sambas) di Kalimantan Barat: Kabupaten Sambas
* Suku Sangir di Sulawesi Utara: Kepulauan Sangihe
* Suku Sasak di NTB, Lombok
* Suku Sekak Bangka
* Suku Sekayu di Sumatera Selatan
* Suku Semendo di Bengkulu
* Suku Serawai di Bengkulu: Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Seluma
* Suku Simeulue di Aceh: Kabupaten Simeulue
o Suku Sigulai di Aceh: Kabupaten Simeulue bagian utara
* Suku Sumbawa Di NTB: Kabupaten Sumbawa
* Suku Sumba di NTT: Sumba Barat, Sumba Timur
* Suku Sunda di Jawa Barat

[sunting] T

* Suku Talaud di Sulawesi Utara: Kepulauan Talaud
* Suku Talang Mamak di Riau: Indragiri Hulu
* Suku Tamiang di Aceh: Kabupaten Aceh Tamiang
* Suku Tengger di Jawa Timur Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo lereng G. Bromo
* Suku Ternate di Maluku Utara: Kota Ternate
* Suku Tidore di Maluku Utara: Kota Tidore
* Suku Timor di NTT, Kota Kupang
* Suku Tionghoa-Indonesia
o Orang Cina Parit di Pelaihari, Tanah Laut, Kalsel
* Suku Tojo di Sulawesi Tengah: Kabupaten Tojo Una-Una
* Suku Toraja di Sulawesi Selatan: Tana Toraja
* Suku Tolaki di Sulawesi Tenggara: Kendari
* Suku Toli Toli di Sulawesi Tengah: Kabupaten Toli-Toli
* Suku Tomini di Sulawesi Tengah: Kabupaten Parigi Moutong

[sunting] U

* Suku Una-una di Sulawesi Tengah: Kabupaten Tojo Una-Una
* Suku Ulu di Sumatera utara: mandailing natal

[sunting] W

* Suku Wolio di Sulawesi Tenggara: Buton

[sunting]
Menurut abjad
[sunting] A

* Suku Aceh di Aceh: Banda Aceh, Aceh Besar
* Suku Alas di Aceh: Aceh Tenggara
* Suku Alordi NTT: Kabupaten Alor
* Suku Ambon di Maluku: Kota Ambon
* Suku Ampana, Sulawesi Tengah
* Suku Anak Dalam (Anak Rimbo) di Jambi
* Suku Aneuk Jamee di Aceh: Aceh Selatan, Aceh Barat Daya
* Suku Arab-Indonesia
* Suku Aru di Maluku: Kepulauan Aru
* Suku Asmat di Papua

[sunting] B

* Suku Bali di Bali terdiri :
o Suku Bali Majapahit di sebagian besar Pulau Bali
o Suku Bali Aga di Karangasem dan Kintamani
* Suku Balantak di di Sulawesi Tengah
* Suku Banggai di Sulawesi Tengah: Kabupaten Banggai Kepulauan
* Suku Baduy di Banten
* Suku Bajau di Kalimantan Timur
* Suku Bangka di Bangka Belitung
* Suku Banjar di Kalimantan Selatan
* Suku Batak di Sumatera Utara terdiri :
o Suku Karo Kabupaten Karo
o Suku Mandailing di Mandailing Natal
o Suku Angkola di Tapanuli Selatan
o Suku Toba di Toba Samosir
o Suku Pakpak di Pakpak Bharat
o Suku Simalungun di Kabupaten Simalungun
* Suku Batin di Jambi
* Suku Bawean di Jawa Timur: Gresik
* Suku Belitung di Bangka Belitung
* Suku Bentong, Sulawesi Selatan
* Suku Berau di Kalimantan Timur: Kabupaten Berau
* Suku Betawi di Jakarta
* Suku Bima NTB: Kota Bima
* Suku Boti, Timor Tengah Selatan
* Suku Bolang Mongondow di Sulawesi Utara: Kabupaten Bolaang Mongondow
* Suku Bugis di Sulawesi Selatan
o Orang Bugis Pagatan, di Kusan Hilir, Tanah Bumbu, Kalsel
* Suku Bungku di Sulawesi Tengah: Kabupaten Morowali
* Suku Buru di Maluku: Kabupaten Buru
* Suku Buol di Sulawesi Tengah: Kabupaten Buol
* Suku Buton di Sulawesi Tenggara: Kabupaten Buton dan Kota Bau-Bau
* Suku Bonai di Riau: Kabupaten Rokan Hilir

[sunting] D

* Suku Damal di Mimika
* Suku Dampeles, Sulawesi Tengah
* Suku Dani, Lembah Baliem, Papua
* Suku Dayak terdiri :
o Suku Punan, Kalimantan Tengah
o Suku Kanayatn di Kalimantan Barat
o Suku Ibandi Kalimantan Barat
o Suku Mualang di Kalimantan Barat: Sekadau, Sintang
o Suku Bidayuh di Kalimantan Barat: Sanggau
o Suku Mali di Kalimantan Barat
o Suku Seberuang di Kalimantan Barat: Sintang
o Suku Sekujam di Kalimantan Barat: Sintang
o Suku Sekubang di Kalimantan Barat: Sintang
o Suku Ketungau di Kalimantan Barat
o Suku Desa di Kalimantan Barat
o Suku Kantuk di Kalimantan Barat
o Suku Ot Danum atau Dohoi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat
o Suku Limbai di Kalimantan Barat
o Suku Kebahan di Kalimantan Barat
o Suku Pawan di Kalimantan Barat
o Suku Tebidah di Kalimantan Barat
o Suku Bakumpai di Kalimantan Selatan Barito Kuala
o Orang Barangas di Kalimantan Selatan Barito Kuala
o Suku Bukit di Kalimantan Selatan
o Orang Dayak Pitap di Awayan, Balangan, Kalsel
o Suku Dayak Hulu Banyu di Kalimantan Selatan
o Suku Dayak Balangan di Kalimantan Selatan
o Suku Dusun Deyah di Kalimantan Selatan: Tabalong
o Suku Ngaju di Kalimantan Tengah: Kabupaten Kapuas
o Suku Siang Murung di Kalimantan Tengah: Murung Raya
o Suku Bara Dia di Kalimantan Tengah: Barito Selatan
o Suku Ot Danum di Kalimantan Tengah
o Suku Lawangan di Kalimantan Tengah
o Suku Dayak Bawo di Kalimantan Tengah: Barito Selatan
o Suku Tunjung, Kutai Barat, rumpun Ot Danum
o Suku Benuaq, Kutai Barat, rumpun Ot Danum
o Suku Bentian, Kutai Barat, rumpun Ot Danum
o Suku Bukat, Kutai Barat
o Suku Busang, Kutai Barat
o Suku Ohong, Kutai Barat
o Suku Kayan, Kutai Barat, rumpun Apo Kayan
o Suku Bahau, Kutai Barat, rumpun Apo Kayan
o Suku Penihing, Kutai Barat, rumpun Punan
o Suku Punan, Kutai Barat, rumpun Punan
o Suku Modang, Kutai Timur, rumpun Punan
o Suku Basap, Bontang-Kutai Timur
o Suku Ahe, Kabupaten Berau
o Suku Tagol, Malinau, rumpun Murut
o Suku Brusu, Malinau, rumpun Murut
o Suku Kenyah, Malinau, rumpun Apo Kayan
o Suku Lundayeh, Malinau
o Suku Pasir di Kalimantan Timur: Kabupaten Pasir
o Suku Dusun di Kalimantan Tengah
o Suku Maanyan di Kalimantan Tengah: Barito Timur
+ Orang Maanyan Paju Sapuluh
+ Orang Maanyan Paju Epat
+ Orang Maanyan Dayu
+ Orang Maanyan Paku
+ Orang Maanyan Benua Lima Maanyan Paju Lima
+ Orang Dayak Warukin di Tanta, Tabalong, Kalsel
+ Suku Samihim, Pamukan Utara, Kotabaru, Kalsel
* Suku Dompu NTB: Kabupaten Dompu
* Suku Donggo, Bima
* Suku Duri di Sulawesi Selatan

[sunting] E